Pengadaan barang dan jasa adalah bagian integral dari operasional setiap organisasi. Dalam proses pengadaan, organisasi harus menghadapi berbagai risiko yang dapat menghambat kemampuan mereka dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, manajemen risiko pengadaan barang dan jasa menjadi sangat penting untuk meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh risiko tersebut.
Manajemen risiko adalah proses sistematis yang dilakukan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko-risiko yang mungkin timbul dalam operasionalnya. Tujuan dari manajemen risiko adalah meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh risiko tersebut terhadap organisasi, dengan tetap mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kemungkinan timbulnya risiko.
Dalam pengadaan barang dan jasa, risiko dapat berasal dari berbagai sumber. Risiko internal dapat timbul dari dalam organisasi sendiri, seperti kesalahan dalam perencanaan atau pelaksanaan, sedangkan risiko eksternal dapat berasal dari luar organisasi, seperti perubahan pasar atau kebijakan pemerintah. Risiko keuangan dapat disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi dan keuangan, seperti perubahan harga, tingkat bunga, dan mata uang. Risiko operasional dapat disebabkan oleh faktor-faktor manusia, alam, dan teknologi.
Untuk mengelola risiko pengadaan, organisasi harus memiliki strategi yang efektif. Strategi ini meliputi identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, mitigasi risiko, dan monitoring risiko. Identifikasi risiko melibatkan pengenalan sumber-sumber risiko dan kemungkinan timbulnya risiko. Analisis risiko melibatkan penilaian tingkat kepentingan dan kemungkinan timbulnya risiko. Evaluasi risiko melibatkan penilaian dampak risiko terhadap organisasi. Mitigasi risiko melibatkan pengembangan strategi untuk mengurangi dampak risiko. Monitoring risiko melibatkan pengawasan risiko secara terus-menerus untuk memastikan bahwa strategi mitigasi risiko yang diterapkan efektif.
Dalam pengadaan barang dan jasa, manajemen risiko dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Pendekatan House of Risk (HOR) adalah salah satu contoh pendekatan yang dapat digunakan. Pendekatan ini melibatkan pengidentifikasian agen risiko dan pengembangan strategi mitigasi risiko yang paling efektif.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Safitri et al. (2019), pendekatan HOR digunakan untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam proses pengadaan jasa di RU III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat membantu organisasi dalam mengidentifikasi dan mengukur dampak risiko yang terkait dengan aktivitas pengadaan, serta menemukan agen risiko atau penyebab risiko yang terkait dengan risiko yang muncul.
Dalam pengadaan barang dan jasa, manajemen risiko juga dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat dan teknologi. Alat-alat seperti analisis SWOT dan analisis PESTEL dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko dan mengembangkan strategi mitigasi risiko. Teknologi seperti sistem informasi manajemen risiko dapat digunakan untuk mengawasi risiko secara terus-menerus dan memastikan bahwa strategi mitigasi risiko yang diterapkan efektif.
Dalam kesimpulan, manajemen risiko pengadaan barang dan jasa adalah proses yang sangat penting untuk meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh risiko tersebut. Strategi yang efektif meliputi identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, mitigasi risiko, dan monitoring risiko. Pendekatan House of Risk dan alat-alat teknologi dapat digunakan untuk mengelola risiko pengadaan. Oleh karena itu, organisasi harus memiliki strategi yang efektif dan menggunakan berbagai pendekatan untuk mengelola risiko pengadaan agar dapat mencapai tujuan operasional dengan efektifitas yang lebih baik.