Penyakit yang Dapat Terjadi Selama Pekerjaan Konstruksi

Industri konstruksi adalah salah satu industri yang paling berisiko dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja. Selain dari cedera fisik akibat kecelakaan, pekerja konstruksi juga rentan terhadap berbagai penyakit yang dapat berkembang akibat paparan bahan kimia, kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat, dan faktor-faktor lainnya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai penyakit yang dapat terjadi selama pekerjaan konstruksi dan cara untuk mencegahnya.

1. Penyakit Pernapasan

Paparan debu, asap, dan partikel-partikel berbahaya lainnya di lokasi konstruksi dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan. Beberapa contoh termasuk:

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Biasanya disebabkan oleh paparan debu kayu, asap pembakaran, atau gas-gas beracun seperti gas karbon monoksida.

Asma Akibat Kerja
Terjadi akibat paparan debu, serbuk kayu, dan zat kimia lainnya yang menyebabkan reaksi alergi pada saluran pernapasan.

Pneumokoniosis
Penyakit paru-paru yang disebabkan oleh paparan debu batubara atau silika selama jangka waktu yang lama.

2. Gangguan Musculoskeletal

Pekerja konstruksi sering kali terkena tekanan fisik yang berlebihan dan beban kerja yang berat, yang dapat menyebabkan berbagai gangguan musculoskeletal, seperti:

Cedera Punggung Bawah
Akibat mengangkat beban yang berat atau berdiri dalam posisi yang tidak nyaman untuk jangka waktu yang lama.

Tendonitis
Radang pada tendon yang sering terjadi pada bahu, siku, atau lutut akibat gerakan repetitif atau beban berat.

Carpal Tunnel Syndrome
Terjadi ketika saraf di pergelangan tangan tertekan, yang sering kali disebabkan oleh penggunaan alat-alat berat atau repetisi gerakan tertentu.

3. Penyakit Kulit

Pekerja konstruksi juga berisiko terkena berbagai penyakit kulit akibat paparan bahan kimia, sinar matahari, atau kontak langsung dengan material berbahaya, seperti:

Dermatitis Kontak
Radang pada kulit akibat kontak dengan bahan kimia, seperti semen, cat, atau pelarut.

Keratosis Solar
Pertumbuhan jaringan kulit yang tidak normal akibat paparan sinar matahari secara berlebihan, yang meningkatkan risiko kanker kulit.

4. Gangguan Pendengaran

Paparan bising dari mesin-mesin berat dan alat-alat konstruksi dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang permanen, seperti tinitus atau kehilangan pendengaran.

5. Penyakit Akibat Panas

Pekerja konstruksi yang terpapar suhu ekstrem atau kondisi panas dapat mengalami penyakit akibat panas, seperti kelelahan panas, pusing, atau bahkan heatstroke.

Pencegahan dan Perlindungan

Untuk mencegah penyakit-penyakit yang terkait dengan pekerjaan konstruksi, penting untuk mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan yang tepat, termasuk:

Penggunaan Peralatan Pelindung Diri (APD)
Seperti masker debu, pelindung telinga, kacamata keselamatan, dan pakaian pelindung untuk mengurangi risiko paparan dan cedera.

Penerapan Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Menyediakan pelatihan yang memadai tentang penggunaan peralatan, teknik kerja yang aman, dan tanda-tanda bahaya.

Pengawasan Lingkungan Kerja
Melakukan evaluasi rutin terhadap kondisi lingkungan kerja, termasuk pengawasan debu, asap, suhu, dan kelembaban.

Edukasi Kesehatan
Memberikan informasi tentang bahaya-bahaya potensial dan cara untuk mencegahnya, serta mengenali gejala penyakit kerja yang umum.

Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, perusahaan konstruksi dapat membantu melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja mereka, serta memastikan bahwa lingkungan kerja mereka tetap aman dan sehat.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *